Jumat, 10 Februari 2012

Makalah "Populasi dan Sampel"

1.     PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanpa adanya penelitian, pengetahuan tidak akan bertambah maju. Padahal pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan, harus diadakan agar meningkat pula pencapaian usaha-usaha manusia ( Suharsimi Arikunto, 1992). Sebagai salah satu usaha dalam melaksanakan Tri  Dharma Perguruan Tinggi, penelitian khususnya di kalangan mahasiswa hendaknya selalu ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.
Penelitian bagi mahasiswa pascasarjana merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki sebagai salah satu syarat bagi peningkatan kualitas pendidikannya (Syamsuddin AR,2009). Keterampilan dan pengetahuan dasar dalam melaksanakan penelitian merupakan syarat utama untuk dapat menghasilkan karya ilmiah sebagai salah satu hasil penelitian. Karya ilmiah yang baik biasanya dihasilkan oleh peneliti yang baik pula.
Untuk menjadi seorang peneliti yang baik, pengetahuan tentang pengertian metode penelitian eksperimen, macam-macam desain eksperimen, pengertian populasi, pengertian sampel, teknik sampling, cara menentukan ukuran sampel, contoh menentukan ukuran sampel dan cara mengambil anggota sampel haruslah dapat dipahami dengan baik pula, disamping pengetahuan lain yang berkaitan dengan penelitian.
      1.2 Masalah
Masalah dalam makalah ini adalah :
1)      Apakah yang dimaksud dengan metode penelitian eksperimen?
2)      Apa sajakah bentuk-bentuk desain eksperimen?
3)      Apakah yang dimaksud dengan populasi?
4)      Apakah yang dimaksud dengan sampel?
5)      Apa sajakah teknik sampling?
6)      Bagaimanakah menentukan ukuran sampel?
7)      Bagaimanakah contoh menentukan ukuran sampel?
8)      Bagaimanakah cara mengambil anggota sampel?
1.3 Tujuan
        Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian metode penelitian eksperimen, macam-macam desain eksperimen, pengertian populasi, pengertian sampel, teknik sampling, cara menentukan ukuran sampel, contoh menentukan ukuran sampel dan cara mengambil anggota sampel, sebagai bekal pengetahuan bagi seorang calon peneliti.


 2. PEMBAHASAN
         
     2. 1 Metode Penelitian Eksperimen
            Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian dibedakan menjadi survey, expostfacto, eksperimen, naturalistik, policy research, action research, evaluasi, sejarah dan research and development. Berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian eksperimen, survey dan naturalistik.
            Sebagai salah satu bagian dari penelitian kuantitatif, metode penelitian eksperimen memiliki ciri khas yakni adanya variabel yang dimanipulasi. Oleh karena itu metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan (Sugiyono, 2010).
            Penelitian dengan pendekatan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Syamsudin AR, 2009).
            Menurut Ary, (dalam Syamsudin AR, 2009), penelitian eksperimen pada umumnya memiliki tiga karakteristik yang penting, yaitu:
1)      variabel bebas yang dimanipulasi;
2)      variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan;
3)      efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati secara langsung oleh peneliti.
Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan ( Suharsimi Arikunto, 1992).
            Jadi penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai  salah satu jenis metode penelitian kuantitatif  yang dilaksanakan dengan melakukan tindakan manipulasi variabel yang terencana dan  membandingkan antara  kelompok eksperimental dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat.

Rounded Rectangle: One-shot case studi     2.2 Bentuk-bentuk Desain Eksperimen
 















 

2.2.1 Pre experimental Designs (nondesigns)
           
Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh  karena masih terdapat variabel luar yang ikut  berpengaruh terhadap terbentuknya variabel   dependen.
Bentuk pre experimental designs ada tiga  macam yaitu: One-shot case studi, One-Group Pretest-Posttest, dan Intec-Group Comparison.
2.2.1.1 One-shot case studi
            Paradigma dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Rounded Rectangle: X O                                    X = treatment yang diberikan (variabel independen)
                                    O = observasi (variabel dependen)
Paradigma itu dapat dibaca: terdapat suatu kelompok diberi treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya.

2.2.1.2  One- Group Pretest-Posttest
Paradigma dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Rounded Rectangle: O1 X O2                                    O1 = nilai pretest (sebelum diberi diklat)
                                    O2 = nilai posttest (setelah diberi diklat)
                        Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O1 - O2)


2.2.1.3 Intec-Group Comparison
            Pada  desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (diberi perlakuan ) dan setengah untuk kelompok  kontrol (yang tidak diberi perlakuan ).
Paradigma dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Rounded Rectangle: X    O1
       O2                        O1 = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
                        O2 = hasil pengukuran setengah kelompok yang  tidak diberi perlakuan                   Pengaruh perlakuan = (O1 - O2)
            Ketiga bentuk pre experimental designs bila diterapkan dalam penelitian, akan banyak variabel luar yang masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah.


2.2.2 True experimental Design

Desain ini sudah  merupakan eksperimen sungguh-sungguh  karena peneliti  dapat mengontrol semua variabel luar yang ikut  berpengaruh terhadap jalannya eksperimen.
Bentuk true experimental design ada dua macam yaitu: Posttest Only Control Design
dan Pretest Control Group Design.

2.2.2.1 Posttest Only Control Design
Paradigma dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut:


Rounded Rectangle:    R  X    O1
   R         O2




Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan atau kelompok eksperimen (X) dan kelompok yang lain tidak diberi perlakuan atau kelompok kontrol.
Pengaruh adanya perlakuan = (O1 : O2). Dalam penelitian sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik uji t-test misalnya.

2.2.2.2  Pretest Control Group Design


Rounded Rectangle: R   O1  X    O2
   R   O3        O4





Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R), kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasil pretes yang baik jika nilai
kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan.   Pengaruh adanya perlakuan = (O2 -  O1) - (O4 -  O3).

2.2.3 Factorial  Design
            Desain faktorial  merupakan modifikasi dari true experimental design, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen).
Paradigma dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut:


Rounded Rectangle: R    O1   X   Y1  O2
R    O3              Y1  O4
R    O5   X   Y1  O6
R    O7         Y1  O8



           



 Dalam desain ini semua  kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R), kemudian diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretestnya sama. Jadi O1 = O3 =  O5 =  O7. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.


Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakat.  Untuk itu dipilih empat kelompok secara random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2).

                Treatment (prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok eksperimen pertama yang telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen kedua yang telah diberi pretest (O5 = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki = (O2 -  O1) - (O4 -  O3). Pengaruh perlakuan(prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan = (O6 -  O5) - (O8-  O7).
            Bila terdapat perbedaan pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan masyarakat antara kelompok kerja pria dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan karena treatment yang diberikan (karena treatment yang diberikan sama), tetapi karena adanya variabel moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin.  Pria dan wanita menggunakan prosedur kerja baru yang sama, tempat kerja yang sama nyamannya, tetapi pada umumnya, kelompok wanita lebih ramah dalam memberikan pelayanan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.

2.2.4 Quasi  experimental Design
            Bentuk ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan.  Desain ini mempunya kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya  untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre experimental designs. Quasi  Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.
            Bentuk Quasi  Experimental Design ada dua macam yaitu: Time Series  Design
dan Control Group Design.

2.2.4.1 Time Series  Design
            Dalam desain ini  kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.  Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan  maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. 
Bila hasil  pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu dan tidak konsisten.  Setelah kestabilan keadaan kelompok  dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.


Rounded Rectangle:    O1      O2      O3        O4  X  O5     O6      O7       O8



           
Hasil pretest yang baik adalah O1  =  O2   =  O3  =  O4 dan  hasil perlakuan yang baik adalah O5  =  O6  =  O7   =  O8. Besarnya  pengaruh perlakuan adalah = (O5  +  O6  +  O7   +  O8) – (O1  +  O2   +  O3  +  O4).
            Kemungkinan hasil penelitian dari  desain ini ditunjukkan pada gambar berikut .



A












B












C














D


















O1      O2      O3        O4      O5     O6      O7       O8
    
2.2.4.2 Nonequivalent Control Group  Design
            Desain ini hampir sama dengan pretest –posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.


Rounded Rectangle:       O1  X    O2
……………………….
      O3        O4










Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajad kesehatan karyawan sekolah.  Desain penelitian dipilih satu kelompok karyawan.  Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan senam pagi setiap hari dan setengah lagi tidak. O1  dan   O3 merupakan derajad kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi.  O2 adalah derajad kesehatan karyawan setelah senam pagi selama satu tahun.  O4 adalah derajad kesehatan karyawan yang tidak tidak diberi perlakuan senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajad kesehatan karyawan sekolah adalah (O2 -  O1) - (O4 -  O3).

    2.3 Populasi
Kata populasi (population) dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan). Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi. Ukuran populasi ada dua: (1) populasi terhingga (finite population), yaitu ukuran populasi yang berapa pun besarnya tetapi masih bisa dihitung (cauntable). Misalnya populasi pegawai suatu perusahaan; (2) populasi tak terhingga (infinite population), yaitu ukuran populasi yang sudah sedemikian besarnya sehingga sudah tidak bisa dihitung(uncountable). Misalnya populasi tanaman anggrek di dunia.
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.  Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.  Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus ( Suharsimi Arikunto, 1992).
Selanjutnya Sugiyono (2009) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.  Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek itu.
Satu orang-pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain.

Dalam bidang kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi.  Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup diambil sebagian   darah sebagai sampel.  Data yang diteliti dari sampel tersebut selanjutnya deberlakukan ke seluruh darah yang dimiliki orang tersebut.

    2.4 Sampel
            Suharsimi Arikunto( 1992)  menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.  Dinamakan penelitian sampel, apabila kita bermaksud untuk  menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.  Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi.
            Sedangkan menurut Sugiyono (2009) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.  Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.  Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.  Untuk itu sampel yang diambil dari populasi itu harus betul-betul representatif.
Jadi sampel dapat dikatakan sebagai  bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.

   2.5 Teknik Sampling
Sampling is the process of selecting observations. Proses seleksi yang dimaksud di sini adalah proses untuk mendapatkan sampel.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.



















2.5.1 Probability Sampling
           
            Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
2.5.1.1 Simple Random Sampling
            Yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut.  Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen.
Rounded Rectangle: Sampel yang representatifRounded Rectangle: Populasi relatif homogen 
                                                Diambil secara random



2.5.1.2  Proportionate Stratified   Random Sampling
            Teknik ini digunakan bila anggota populasi tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
                                                                                   
                                                                                   
Text Box: Sampel yg representatifText Box: Populasi                                          Diambil secara random




                                                proporsional






2.5.1.3  Disproportionate Stratified   Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah  bila anggota populasi homogen berstrata tetapi tidak  proporsional.  Maka populasi yang anggotanya terlalu sedikit jumlahnya dapat diambil seluruhnya sebagai sampel.

2.5.1.4  Cluster  Sampling (sampling daerah)
            Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sample bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.
            Teknik ini sering digunakan melalui dua tahap yaitu menentukan sampel daerah dan menentukan orang-orang pada daerah itu secara sampling juga.

Oval: A                 B


C           D        E

 G H
F 
I
 III 










                                               
                                                     Diambil dengan                          Diambil dengan     
                                                     random             random                    random





                                                                                                Sampel individu
                                                          Sampel daerah


2.5.2  Nonprobability Sampling

            Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

2.5.2 .1  Sampling Sistematis

Sampling Sistematis merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.  Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor gazal saja, genap saja atau kelipatan tertentu.
Rounded Rectangle: Populasi              









 



 2.5.2 .2   Sampling Kuota

            Sampling Kuota adalah teknik  untuk menentukan sampel dari populasi  yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah  (kuota)  yang diinginkan.

2.5.2 .3   Sampling Insidental
            Sampling Insidental adalah teknik  untuk menentukan sampel dari populasi  yang berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data. 

2.5.2 .4   Sampling Purposive
Sampling Purposive adalah teknik  untuk menentukan sampel dari populasi  dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

2.5.2 .5   Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik  untuk menentukan sampel bila semua  populasi  digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang  atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan sangat kecil.

2.5.2 .6  Snowball  Sampling
Snowball Sampling merupakan salah satu bentuk nonprobability sampling yang sangat tepat digunakan bila populasinya kecil dan spesifik. Cara pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan secara berantai, makin lama sampel menjadi semakin besar, seperti bola salju yang menuruni lereng gunung.


Oval: A


                                                                        Sampel pertama
Oval: COval: B                                             
                                           Pilihan A
                                               
Oval: IOval: HOval: GOval: FOval: EOval: D                                            Pilihan B                         Pilihan C





















2.6 Menentukan Ukuran Sampel
            Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.  Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.  Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi makin kecil dan sebaliknya.
Ukuran sampel bisa ditentukan melalui dua dasar pemikiran, yaitu  ditentukan atas dasar pemikiran statistis, dan atau ditentukan atas dasar pemikiran non statistis.
Ditinjau dari aspek statistis, ukuran sampel ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
(1)   bentuk parameter yang menjadi tolak ukur analisis, dalam arti apakah tujuan  
penelitian ini untuk menaksir rata-rata, persentase, atau menguji kebermaknaan hipotesis;
(2)   tipe sampling, apakah simple random sampling, stratified random sampling  
                  atau yang lainnya. Tipe sampling ini berkaitan dengan penentuan rumus-
                  rumus yang harus dipakai untuk memperoleh ukuran sampel, dan
(3)   variabilitas variabel yang diteliti (keseragaman variabel yang diteliti), makin  
                  tidak seragam atau heterogen variabel yang diteliti, makin besar ukuran   
                  sampel minimal.
Sedangkan dipandang dari sudut nonstatistis, ukuran sampel ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
(1) kendala waktu atau time constraint;
(2) biaya.
Menurut Sugiyanto (2010) rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah:








λ2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%. 5%, 10%.
P = Q = 0,5.    d = 0,05.    s = jumlah sampel.


TABEL
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU
DENGAN TARAF KESALAHAN 1%, 5%, DAN 10%












N
s
N
s
N
s
1%
5%
10%
1%
5%
10%
1%
5%
10%
10
10
10
10
280
197
155
138
2800
537
310
247
15
15
14
14
290
202
158
140
3000
543
312
248
20
19
19
19
300
207
161
143
3500
558
317
251
25
24
23
23
320
216
167
147
4000
569
320
254
30
29
28
27
340
225
172
151
4500
578
323
255
35
33
32
31
360
234
177
155
5000
586
326
257
40
38
36
35
380
242
182
158
6000
598
329
259
45
42
40
39
400
250
186
162
7000
606
332
261
50
47
44
42
420
257
191
165
8000
613
334
263
55
51
48
46
440
265
195
168
9000
618
335
263
60
55
51
49
460
272
198
171
10000
622
336
263
65
59
55
53
480
279
202
173
15000
635
340
266
70
63
58
56
500
285
205
176
20000
642
342
267
75
67
62
59
550
301
213
182
30000
649
344
268
80
71
65
62
600
315
221
187
40000
563
345
269
85
75
68
65
650
329
227
191
50000
655
346
269
90
79
72
68
700
341
233
195
75000
658
346
270
95
83
75
71
750
352
238
199
100000
659
347
270
100
87
78
73
800
363
243
202
150000
661
347
270
110
94
84
78
850
373
247
205
200000
661
347
270
120
102
89
83
900
382
251
208
250000
662
348
270
130
109
95
88
950
391
255
211
300000
662
348
270
140
116
100
92
1000
399
258
213
350000
662
348
270
150
122
105
97
1100
414
165
217
400000
663
348
270
160
129
110
101
1200
427
270
221
450000
663
348
270
170
135
114
105
1300
440
275
224
500000
663
348
270
180
142
119
108
1400
450
279
227
550000
663
348
270
190
148
123
112
1500
460
283
229
600000
663
348
270
200
154
127
115
1600
469
286
232
650000
663
348
270
210
160
131
118
1700
477
289
234
700000
663
348
270
220
165
135
122
1800
485
292
235
750000
663
348
270
230
171
139
125
1900
492
294
237
800000
663
348
271
240
176
142
127
2000
498
297
238
850000
663
348
271
250
182
146
130
2200
510
301
241
900000
663
348
271
260
187
149
133
2400
520
304
243
950000
663
348
271
270
192
152
135
2600
529
307
245
1000000
663
348
271

664
349
272












   2.7  Contoh Menentukan Ukuran Sampel
            Akan dilakukan penelitian dengan jumlah populasi 1000 orang (berstrata), yang terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, yaitu lulusan S1 = 50 orang, Sarjana Muda = 300 orang, SMK = 500 orang, SMP = 100 orang, SD = 50 orang.  Dengan tingkat kepercayaan 90%, berarti tingkat kesalahan = 10%.  Dalam tabel, jika populasi 1000, kesalahan 10%, maka jumlah sampelnya = 213.  Karena populasi berstrata, maka sampel juga harus berstrata.
S1        =       50/1000              X         213      =          10,65   =          11
SM      =     300/1000              X         213      =          63,90   =          64
SMK   =     500/1000              X         213      =        106,50   =       107
SMP    =     100/1000              X         213      =          21,30  =          22
SD       =       50/1000              X         213      =          10,65  =          11       
                                                                                    213,00 =       215
 
Text Box: S1=11Text Box: S1= 50               Populasi 1000                                                   Sampel 215
Text Box: SM=64Text Box:   SM= 300                                                                                                           







 





Roscoe dalam Sugiyono (2010) memberi  saran tentang ukuran sampel untuk penelitian:
(1)   Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 s.d 500
(2)   Bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota sampel tiap kategori minimal 30.
(3)   Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.
(4)   Untuk  penelitian eksperimen yang sederhana, jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 s.d 20.



2.8 Cara Mengambil Anggota Sampel
            Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random, computer, maupun dengan undian. Bila dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.
            Jika teknik pengambilan secara random, maka setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. 


3. KESIMPULAN
      







DAFTAR  PUSTAKA



Arikunto,Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

AR, Syamsuddin. 2009. Metode Penelitian Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Pendidikan.    Bandung: Alfabeta


1 komentar: