ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 8 MESUJI MAKMUR
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Peran bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik bahasa lisan
maupun bahasa tulis. Dalam masyarakat akademis, pemakaian bahasa tulis
lebih sering ditampilkan dalam bentuk wacana tulis misalnya karangan (ilmiah atau fiksi), surat, pengumuman, dan lain-lain. Informasi yang ingin disampaikan dan disebarkan
tidak selamanya dapat dituturkan secara langsung oleh seseorang kepada orang lain. Untuk itu, kemampuan menyampaikan informasi secara tepat dengan bahasa yang benar perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik sebagaimana yang diharapkan.
maupun bahasa tulis. Dalam masyarakat akademis, pemakaian bahasa tulis
lebih sering ditampilkan dalam bentuk wacana tulis misalnya karangan (ilmiah atau fiksi), surat, pengumuman, dan lain-lain. Informasi yang ingin disampaikan dan disebarkan
tidak selamanya dapat dituturkan secara langsung oleh seseorang kepada orang lain. Untuk itu, kemampuan menyampaikan informasi secara tepat dengan bahasa yang benar perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik sebagaimana yang diharapkan.
Kegiatan mengarang berkaitan erat dengan ragam bahasa tulis. KBBI Depdikbud (1998 : 968) menulis adalah “melahirkan
pikiran atau perasaan” KBBI (1988 : 552) kemampuan adalah “kecakapan,
kekuatan”.Jadi kemampuan menulis adalah kecakapan melahirkan pikiran atau
perasaan.
Adapun tata cara penulisannya mengikuti beberapa aturan atau disebut pula
dengan ejaan. Menurut Arifin (1996), “… ejaan adalah keseluruhan peraturan
bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara
lambang-lambang itu …”
Pada pelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan pada kelas VIII SMP Negeri 8
Mesuji Makmur dalam materi menulis hasil
observasi dalam bentuk paragraf deskriptif masih ditemukan kesalahan siswa
dalam menulis yang tidak mengikuti kaidah bahasa Indonesia. Makalah ini akan
membatasi kesalahan penulisan huruf kapital pada karangan deskriptif.
Analisis kesalahan penulisan huruf kapital merupakan bagian dari kegiatan
analisis kesalahan berbahasa. Kegiatan ini dilakukan sebagai umpan balik
terhadap penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini menurut Tarigan
(1994), “Kesalahan yang sering dibuat oleh siswa harus dikurangi dan kalau
dapat dihapuskan sama sekali karena mengganggu pencapaian tujuan pembelajaran
bahasa.”
Untuk itulah, kegiatan ini harus mendapat perhatian dari guru Bahasa
Indonesia agar tujuan yang akan dicapai dapat terwujud.
B.
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka rumusan
masalah yang akan dibahas adalah:
- Bagaimanakah penggunaan huruf kapital yang sesuai dengan EYD?
- Bagaimanakah menganalisis penggunaan huruf kapital pada karangan diskriptif siswa SMPN 8 Mesuji Makmur?
C.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan:
1. penggunaan huruf kapital yang sesuai dengan EYD,
2. menganalisis penggunaan huruf kapital pada karangan diskriptif siswa SMPN 8
Mesuji Makmur.
II.
PEMBAHASAN
A. Penggunaan
Huruf Kapital
Dalam EYD dijelaskan bahwa penulisan huruf kapital (huruf besar) dipakai dalam:
1.
Petikan langsung.
Contoh: Budi berkata, "Jangan Pak, itu semua milik saya yang sah"
Contoh: Budi berkata, "Jangan Pak, itu semua milik saya yang sah"
2.
Dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan
kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
- Apakah Anda sudah pernah menghafal Al Qur’an?
- Atas perkenan-Nya jualah kita semua dapat bertemu lagi.
Contoh:
- Apakah Anda sudah pernah menghafal Al Qur’an?
- Atas perkenan-Nya jualah kita semua dapat bertemu lagi.
3.
Nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
diikuti nama orang.
Contoh: Raja Jayabaya, Nabi Musa, Raden Ajeng Kartini dan sebagainya.
Contoh: Raja Jayabaya, Nabi Musa, Raden Ajeng Kartini dan sebagainya.
4.
Unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang
atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau
nama tempat.
Contoh: Presiden Susilo Bambang Yudoyono, Wakil Presiden Budiono, Sekretaris Jendral Pertanian, Gubernur Irian Jaya, dan sebagainya.
Contoh: Presiden Susilo Bambang Yudoyono, Wakil Presiden Budiono, Sekretaris Jendral Pertanian, Gubernur Irian Jaya, dan sebagainya.
5.
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh: bangsa Indonesia, suku Anak Dalam, bahasa Inggris, dan sebagainya.
Contoh: bangsa Indonesia, suku Anak Dalam, bahasa Inggris, dan sebagainya.
6.
Nama hari, bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa
sejarah.
Contoh: hari Senin, bulan Agustus, tahun Hijriah, hari Natal, Perang Padri, dan sebagainya.
Contoh: hari Senin, bulan Agustus, tahun Hijriah, hari Natal, Perang Padri, dan sebagainya.
7.
Nama geografi.
Contoh: Asia Tenggara, Bukit Barisan, Jalan Diponegoro, dan sebagainya.
Contoh: Asia Tenggara, Bukit Barisan, Jalan Diponegoro, dan sebagainya.
8.
Semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Contoh: Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Pendidikan Nasional.
Contoh: Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Pendidikan Nasional.
9.
Setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada
nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, dan sebagainya.
Contoh: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, dan sebagainya.
10.
Semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di
dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata di, ke,
dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh: Ia telah menyelesaikan Asas-Asas Hukum Perdata.
Contoh: Ia telah menyelesaikan Asas-Asas Hukum Perdata.
11.
Unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Contoh: Dr. (doktor), S.S. (sarjana sastra), Prof. (profesor), dan sebagainya.
Contoh: Dr. (doktor), S.S. (sarjana sastra), Prof. (profesor), dan sebagainya.
12.
Kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu,
saudara, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Contoh:
- Surat Saudara sudah saya terima.
- Besok Paman akan datang.
Contoh:
- Surat Saudara sudah saya terima.
- Besok Paman akan datang.
13.
Kata ganti Anda.
Contoh: Jangan menaruh barang-barang Anda di meja ini.
Contoh: Jangan menaruh barang-barang Anda di meja ini.
B. Hasil
Analisis Karangan Siswa
Berdasarkan hasil analisis karangan siswa diketahui bahwa
umumnya siswa masih salah menuliskan huruf kapital. Kesalahan itu terdapat pada
awal kalimat, judul karangan, penulisan nama, dan kesalahan penulisan huruf
kapital pada kata yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil.
Analisis dilakukan terhadap hasil karangan deskripsi pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 8 Mesuji Makmur. Subjek analisis berjumlah 15 lembar karangan siswa.
Kesalahan penulisan huruf kapital dalam karangan siswa umumnya terjadi
pada: (1) kesalahan penulisan huruf kapital pada huruf pertama kata pada awal
kalimat, (2) kesalahan penulisan judul karangan, (3) kesalahan penulisan pada
nama, dan (4) kesalahan penulisan kata yang seharusnya ditulis dengan huruf
kecil baik pada awal kata maupun pada tengah kata.
Hasil analisis terhadap karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Mesuji Makmur dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Jumlah kata yang
ditulis tiap karangan siswa berkisar antara 450 – 500 kata. Semua siswa atau
100 % siswa melakukan kesalahan dalam penggunaan
huruf kapital dengan total kesalahan sebanyak 384.
2. Jumlah kesalahan
tiap-tiap siswa beragam, yang paling sedikit berjumlah 7 kesalahan dan yang
paling banyak 49 kesalahan penggunaan huruf kapital, rata-rata terdapat 25,6
kesalahan tiap hasil karangan siswa.
3. Kesalahan yang
tertinggi terjadi pada kesalahan penulisan huruf kapital pada kata yang
seharusnya ditulis dengan huruf kecil yaitu terjadi pada seluruh siswa, dan
jumlah kesalahan sebanyak 198 kesalahan atau 52 % dari total kesalahan.
4. Selanjutnya
secara berurutan peringkat jumlah siswa yang melakukan kesalahan pada tiap
kategori yaitu kesalahan penulisan huruf
kapital pada huruf awal kata awal kalimat 100% siswa melakukan kesalahan dengan
jumlah 70 kesalahan atau 18 % dari total kesalahan. 10 orang atau 67% siswa
melakukan kesalahan dalam penulisan nama yakni sebanyak 42 kesalahan atau 11 %
dari total kesalahan. 9 orang atau 60% siswa melakukan kesalahan penulisan
huruf kapital pada penulisan judul, yaitu sebanyak 16 kesalahan atau 4% dari
total kesalahan. Sebanyak 8 siswa atau 53% dari total siswa melakukan kesalahan
penulisan huruf kapital pada tengah kata.
Untuk kesalahan penulisan huruf kapital pada kata yang seharusnya ditulis
dengan huruf kecil banyak terjadi pada huruf / k /, /l/,/ m /, /p /, /s/, dan /w/.
Dari beberapa temuan kesalahan penulisan huruf kapital paling sering
terjadi pada kata yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil 100% siswa
melakukannya. Kesalahan penulisan huruf kapital
ini sangat dipengaruhi oleh kurangnya latihan siswa menggunakan huruf-huruf
kapital dan pengaruh bahasa SMS yang marak digunakan oleh anak-anak remaja. Kesalahan
yang banyak ditemui pada penulis huruf / k /, /l/,/ m /, /p /, /s/, dan /w/.Tampaknya, kurang terlatih dan terbiasa menulis kelima huruf terlebih
secara baik dan benar.
1. Contoh-contoh
penulisan huruf kapital pada kata yang
seharusnya ditulis dengan huruf
kecil adalah sebagai berikut:
a.
kata ‘Kelihatan’ ditengah kalimat seharusnya kelihatan
b.
kata ‘Pukul 12.00 Wib’ ditengah kalimat seharusnya
pukul 12.00 wib
c.
kata ‘Pun’ ditengah kalimat seharusnya pun
d.
kata ‘Menanam’ ditengah kalimat seharusnya
menanam
e.
kata ‘Liburan’ ditengah kalimat seharusnya
liburan
f. kata ‘Penghijauan’ seharusnya penghijauan
g.
kata ‘Saya’ ditengah kalimat seharusnya saya
h.
kata ‘Motor’ ditengah kalimat seharusnya
motor
i. kata ‘Dan’ ditengah kalimat seharusnya dan
j. kata ‘ibuKu seharusnya ibuku
k.
kata ‘dabuk rejo’ seharusnya Dabuk
Rejo
l. Suatu hari kami
pergi ke rumah Kakek dan Nenek ... (seharusnya: huruf /K/ pada kata ‘Kakek’ dan
huruf /N/ pada kata ‘Nenek’ ditulis dengan huruf kecil), sebab bukan merupakan
bentuk sapaan.
Kesalahan berikutnya adalah penulisan huruf kapital pada awal kalimat
(34%). Kesalahan tersebut
mudah sekali terlihat pada pemulaan kalimat yang ditulis siswa, baik awal
paragraf maupun pergantian kalimat baru. Beberapa kesalahan penulisan huruf
kapital pada awal kalimat banyak terjadi pada saat siswa menuliskan kalimat
baru (pergantian kalimat). Kesalahan ini tidak perlu terjadi apabila siswa
memperhatikan penghentian kalimat yang ditandai dengan intonasi tanda titik
(.). Dengan kata lain bahwa setelah penghentian kalimat, para siswa harus
memulainya dengan huruf kapital.
2. Contoh-contoh kesalahan penulisan huruf kapital pada awal
kalimat adalah
sebagai berikut.
a.
guru-guru pun ikut senang melihat murid-muridnya yang ….
(seharusnya huruf /g/ pada kata ‘guru-guru’ ditulis dengan huruf kapital
b.
sesuatu yang merusak pemandangan di selokan/parit ….
(seharusnya huruf /s/ pada kata ‘sesuatu’ ditulis dengan huruf kapital).
c.
murid-murid dengan semangat bekerja …. (seharusnya huruf
/m/ pada kata ‘murid-murid’ ditulis dengan huruf kapital).
d.
tanpa kita sadari kita telah merusak lingkungan.
(seharusnya huruf /t/ pada kata ‘tanpa’ ditulis dengan huruf kapital).)
e.
memang orang Islam Tidak pernah beryukur …. (seharusnya
hurus /m/ pada kata ‘memang’ ditulis dengan huruf kapital).
f.
BERSIH
adalah penting bagi kehidupan.
(seharusnya kata /BERSIH/ hanya huruf pertamanya saja /b/ ditulis dengan huruf
kapital)
g.
agar kami dapat mempertahankan keadaan kota ini.
(seharusnya huruf /a/ pada kata ‘agar’ ditulis dengan huruf kapital).
h.
disana kami berbicara banyak dengan Pak RT. (seharusnya
huruf /d/ pada kata /di/ ditulis dengan huruf kapital dan ditulis tyerpisah /Di
sana).
i.
dalam sehari-hari kami pun menanam …. (seharusnya huruf
/d/ pada kata ‘dalam’ ditulis dengan huruf kapital).
j.
jadi setiap siswa dan siswi SMP Negeri 8 Mesuji Makmur….
(seharusnya huruf /j/ pada kata ‘jadi’ ditulis dengan huruf kapital).
k.
pada suatu hari tidak sengaja kami melihat di desa ….
(seharusnya huruf /p/ pada kata ‘pada’ ditulis dengan huruf kapital).
l.
banyak orang memakai oBat-obatan itu sehingga ….
(seharusnya huruf /b/ pada kata ‘banyak’ ditulis dengan huruf kapital).
m.
jadi jagalah lingkunganmu supaya selalu terlihat bersih ….
(seharusnya huruf /j/ pada kata ‘jadi’ ditulis dengan huruf kapital).
3. Kesalahan
Penulisan Judul Karangan
Siswa yang melakukan kesalahan penulis huruf kapital pada judul karangan
adalah 8 orang (23%), sedangkan yang
sudah menuliskan huruf kapital secara baik dan benar pada judul karangan adalah
sepuluh orang (77%). Contoh-contoh penulisan huruf kapital pada judul karangan
adalah sebagai berikut.
1.
kebersihan lingkungan (seharusnya ditulis: Kebersihan
Lingkungan)
2.
Kebersihan
lingkungan (seharusnya ditulis: Kebersihan Lingkungan)
3.
KEbERSihan
SEolah (seharusnya ditulis: Kebersihan Sekolah)
4.
Kebersihan
di sekitar lingkungan kita (seharusnya ditulis: Kebersihan di Sekitar
Lingkungan Kita).
5.
HiNdaRI
NaRkoba (seharusnya ditulis: Hindari Nakoba).
6.
jagalah
kebersihan lingkunganmu (seharusnya ditulis: Jagalah Kebersihan Lingkunganmu).
7.
Narkoba
Merusak Masa depan anak Muda (seharusnya ditulis: Narkoba Merusak
Masa Depan Anak Muda).
8.
Kebersihan
Di Dalam Lingkungan (Seharusnya ditulis: Kebersihan di Dalam Lingkungan
atau Kebersihan Lingkungan)
4. Kesalahan
Penulisan pada Nama
Frekuensi dan persentase siswa yang melakukan kesalahan penulisan huruf
kapital pada nama umumnya terjadi pada kesalahan penulis nama orang, ungkapan
yang berhubungan nama Tuhan, nama kota, nama bulan dan hari. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Kesalahan
Penulisan pada Nama
No.
|
Kesalahan Penulisan
|
Tertulis
|
Seharusnya
|
1
|
Nama
Orang
|
Pak
bahri, rita
|
Pak Bahri, Rita
|
2
|
Nama
Agama
|
ISLAM
|
Islam
|
3
|
Nama
Kota
|
KAYUAGUNG
atau KAG
|
Kayuagung
|
4
|
Nama
Bulan
|
Juni
|
Juni
|
5
|
Nama
Tempat
|
Smp negeri 8 atau SMp N8
|
SMP Negeri 8
|
Mencermati beragam kesalahan penulisan huruf kapital yang dilakukan oleh
para siswa, perlu dilakukan pembiasaan dalam menulis huruf-huruf dengan ejaan
yang tepat dan benar sesuai dengan EYD. Sebelum siswa menulis, guru Bahasa
Indonesia harus memberikan bimbingan terlebih dahulu kepada para siswa.
Alternatif lain yang perlu dilakukan guru, yaitu mengubah metode pembelajaran
dan memanfaatkan media pembelajaran. Hal inilah yang menjadi bahan renungan
guru agar kesalahan-kesalahan siswa menulis huruf kapital dalam sebuah
karangan dapat diminimalisir.
III.
PENUTUP
Kesalahan berbahasa masih sering dijumpai pada bahasa tulis yang dibuat
oleh siswa. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi guru Bahasa Indonesia untuk
memberikan bimbingan dan kejelian dalam mengoreksi tugas-tugas siswa. Hal ini
jangan dibiarkan berlarut-larut apalagi pengaruh bahasa SMS di kalangan remaja
dapat memberikan kontribusi negatif terhadap perkembangan Bahasa Indonesia
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal
dan S. Amran Tasai. 1996. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika
Pressindo.
Depdikbud. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan & Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: CV Pustaka
Setia.
Tarigan, Henry
Guntur. 1994. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung:
Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar