1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanpa adanya penelitian, pengetahuan tidak akan
bertambah maju. Padahal pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi
penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan, harus diadakan agar
meningkat pula pencapaian usaha-usaha manusia ( Suharsimi Arikunto, 1992).
Sebagai salah satu usaha dalam melaksanakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi, penelitian khususnya di kalangan mahasiswa
hendaknya selalu ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.
Penelitian bagi mahasiswa pascasarjana merupakan salah
satu keterampilan yang harus dimiliki sebagai salah satu syarat bagi
peningkatan kualitas pendidikannya (Syamsuddin AR,2009). Keterampilan dan
pengetahuan dasar dalam melaksanakan penelitian merupakan syarat utama untuk
dapat menghasilkan karya ilmiah sebagai salah satu hasil penelitian. Karya
ilmiah yang baik biasanya dihasilkan oleh peneliti yang baik pula.
Untuk menjadi seorang peneliti yang baik, pengetahuan
tentang pengertian metode penelitian eksperimen, macam-macam desain eksperimen,
pengertian populasi, pengertian sampel, teknik sampling, cara menentukan ukuran
sampel, contoh menentukan ukuran sampel dan cara mengambil anggota sampel
haruslah dapat dipahami dengan baik pula, disamping pengetahuan lain yang
berkaitan dengan penelitian.
1.2 Masalah
Masalah dalam makalah ini
adalah :
1) Apakah
yang dimaksud dengan metode penelitian eksperimen?
2)
Apa sajakah bentuk-bentuk desain eksperimen?
3) Apakah
yang dimaksud dengan populasi?
4) Apakah yang dimaksud dengan sampel?
5) Apa sajakah teknik sampling?
6) Bagaimanakah menentukan ukuran sampel?
7) Bagaimanakah contoh menentukan ukuran sampel?
8) Bagaimanakah cara mengambil anggota sampel?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui pengertian metode penelitian eksperimen, macam-macam desain
eksperimen, pengertian populasi, pengertian sampel, teknik sampling, cara
menentukan ukuran sampel, contoh menentukan ukuran sampel dan cara mengambil
anggota sampel, sebagai bekal pengetahuan bagi seorang calon peneliti.
2. PEMBAHASAN
2.
1 Metode Penelitian Eksperimen
Berdasarkan
metode yang digunakan, penelitian dibedakan menjadi survey, expostfacto,
eksperimen, naturalistik, policy research, action research, evaluasi, sejarah
dan research and development. Berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penelitian
dapat dikelompokkan menjadi penelitian eksperimen, survey dan naturalistik.
Sebagai salah satu bagian dari
penelitian kuantitatif, metode penelitian eksperimen memiliki ciri khas yakni
adanya variabel yang dimanipulasi. Oleh karena itu metode penelitian eksperimen
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan
(Sugiyono, 2010).
Penelitian dengan pendekatan
percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan
sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau
lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya
dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai
perlakuan (Syamsudin AR, 2009).
Menurut Ary, (dalam Syamsudin AR,
2009), penelitian eksperimen pada umumnya memiliki tiga karakteristik yang
penting, yaitu:
1)
variabel bebas yang dimanipulasi;
2)
variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar
tetap konstan;
3)
efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan
variabel terikat diamati secara langsung oleh peneliti.
Eksperimen
selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan (
Suharsimi Arikunto, 1992).
Jadi penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai salah satu jenis
metode penelitian kuantitatif yang
dilaksanakan dengan melakukan tindakan manipulasi variabel yang terencana dan membandingkan antara kelompok eksperimental dengan kelompok
kontrol yang tidak dikenai perlakuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan
sebab akibat.
2.2 Bentuk-bentuk Desain
Eksperimen
2.2.1 Pre
experimental Designs (nondesigns)
Desain
ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen.
Bentuk pre
experimental designs ada tiga macam
yaitu: One-shot case studi, One-Group
Pretest-Posttest, dan Intec-Group Comparison.
2.2.1.1 One-shot case studi
Paradigma dalam
penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
X =
treatment yang diberikan (variabel independen)
O
= observasi (variabel dependen)
Paradigma itu
dapat dibaca: terdapat suatu kelompok diberi treatment/perlakuan, dan
selanjutnya diobservasi hasilnya.
2.2.1.2 One-
Group Pretest-Posttest
Paradigma
dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
O1
= nilai pretest (sebelum diberi diklat)
O2
= nilai posttest (setelah diberi diklat)
Pengaruh
diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O1 - O2)
2.2.1.3
Intec-Group Comparison
Pada
desain ini terdapat satu kelompok yang
digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk
eksperimen (diberi perlakuan ) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan ).
Paradigma
dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
O1 = hasil
pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2 = hasil
pengukuran setengah kelompok yang tidak
diberi perlakuan Pengaruh
perlakuan = (O1 - O2)
Ketiga bentuk pre experimental
designs bila diterapkan dalam penelitian, akan banyak variabel luar yang masih
berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi
rendah.
2.2.2 True
experimental Design
Desain
ini sudah merupakan eksperimen
sungguh-sungguh karena peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
ikut berpengaruh terhadap jalannya
eksperimen.
Bentuk true experimental design ada
dua macam yaitu: Posttest Only Control Design
dan
Pretest Control Group Design.
2.2.2.1 Posttest
Only Control Design
Paradigma dalam
penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Dalam
desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan atau kelompok eksperimen (X) dan kelompok
yang lain tidak diberi perlakuan atau kelompok kontrol.
Pengaruh adanya
perlakuan = (O1 : O2). Dalam penelitian sesungguhnya,
pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik uji t-test
misalnya.
2.2.2.2 Pretest Control Group Design
Dalam
desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R),
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasil pretes yang baik jika nilai
kelompok eksperimen tidak berbeda
secara signifikan. Pengaruh adanya
perlakuan = (O2 - O1)
- (O4 - O3).
2.2.3 Factorial Design
Desain faktorial merupakan modifikasi dari true experimental
design, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel
dependen).
Paradigma dalam
penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Dalam desain ini semua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random (R), kemudian diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik,
bila setiap kelompok nilai pretestnya sama. Jadi O1 = O3
= O5 = O7. Dalam hal ini variabel
moderatornya adalah Y1 dan Y2.
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru
terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakat.
Untuk itu dipilih empat kelompok secara random. Variabel moderatornya
adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2).
Treatment (prosedur kerja
baru) dicobakan pada kelompok eksperimen pertama yang telah diberi pretest (O1
= kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen kedua yang telah diberi pretest
(O5 = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan
pelayanan untuk kelompok laki-laki = (O2 - O1) - (O4 - O3). Pengaruh
perlakuan(prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok
perempuan = (O6 - O5)
- (O8- O7).
Bila terdapat perbedaan pengaruh
prosedur kerja baru terhadap kepuasan masyarakat antara kelompok kerja pria dan
wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan karena treatment yang diberikan
(karena treatment yang diberikan sama), tetapi karena adanya variabel
moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria dan wanita menggunakan prosedur kerja
baru yang sama, tempat kerja yang sama nyamannya, tetapi pada umumnya, kelompok
wanita lebih ramah dalam memberikan pelayanan, sehingga dapat meningkatkan
kepuasan masyarakat.
2.2.4 Quasi experimental Design
Bentuk
ini merupakan pengembangan dari true
experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunya kelompok kontrol, tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre experimental designs. Quasi
Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan
kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.
Bentuk Quasi Experimental Design ada dua macam yaitu: Time Series Design
dan Control Group Design.
2.2.4.1 Time Series Design
Dalam
desain ini kelompok yang digunakan untuk
penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali,
dengan maksud untuk mengetahui kestabilan
dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan.
Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya
berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu dan
tidak konsisten. Setelah kestabilan
keadaan kelompok dapat diketahui dengan
jelas, maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu
kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Hasil pretest
yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4
dan hasil perlakuan yang baik
adalah O5 = O6
= O7 = O8.
Besarnya pengaruh perlakuan adalah
= (O5 + O6
+ O7 + O8)
– (O1 + O2 + O3 + O4).
Kemungkinan hasil penelitian
dari desain ini ditunjukkan pada gambar
berikut .
|
|
|
|
A
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
D
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8
2.2.4.2 Nonequivalent Control
Group Design
Desain ini hampir
sama dengan pretest –posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap
derajad kesehatan karyawan sekolah. Desain
penelitian dipilih satu kelompok karyawan.
Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan
senam pagi setiap hari dan setengah lagi tidak. O1 dan O3
merupakan derajad kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi. O2 adalah derajad kesehatan
karyawan setelah senam pagi selama satu tahun.
O4 adalah derajad kesehatan karyawan yang tidak tidak diberi
perlakuan senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajad kesehatan karyawan
sekolah adalah (O2 - O1)
- (O4 - O3).
2.3 Populasi
Kata populasi (population)
dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas
yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan). Banyaknya
pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi. Ukuran
populasi ada dua: (1) populasi terhingga (finite population), yaitu
ukuran populasi yang berapa pun besarnya tetapi masih bisa dihitung (cauntable).
Misalnya populasi pegawai suatu perusahaan; (2) populasi tak terhingga (infinite
population), yaitu ukuran populasi yang sudah sedemikian besarnya sehingga
sudah tidak bisa dihitung(uncountable). Misalnya populasi tanaman
anggrek di dunia.
Populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus (
Suharsimi Arikunto, 1992).
Selanjutnya Sugiyono (2009)
menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada
pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh obyek/subyek itu.
Satu orang-pun dapat digunakan
sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik,
misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya
dan lain-lain.
Dalam bidang kedokteran, satu
orang sering bertindak sebagai populasi.
Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa
cukup diambil sebagian darah sebagai
sampel. Data yang diteliti dari sampel
tersebut selanjutnya deberlakukan ke seluruh darah yang dimiliki orang
tersebut.
2.4 Sampel
Suharsimi
Arikunto( 1992) menyatakan bahwa sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dinamakan penelitian sampel, apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian
sampel. Yang dimaksud
menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai sesuatu
yang berlaku bagi populasi.
Sedangkan menurut Sugiyono (2009)
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi itu harus betul-betul representatif.
Jadi sampel dapat dikatakan sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang
diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
2.5 Teknik Sampling
Sampling is the process of selecting observations.
Proses seleksi yang dimaksud di sini adalah proses untuk mendapatkan
sampel.
Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan.
2.5.1 Probability Sampling
Probability Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
2.5.1.1 Simple
Random Sampling
Yaitu teknik pengambilan sampel dari
populasi dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata dalam populasi
tersebut. Hal ini dilakukan apabila
anggota populasi dianggap homogen.
Diambil secara random
2.5.1.2 Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila anggota
populasi tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Diambil secara random
proporsional
2.5.1.3 Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik
ini digunakan untuk menentukan jumlah
bila anggota populasi homogen berstrata tetapi tidak proporsional.
Maka populasi yang anggotanya terlalu sedikit jumlahnya dapat diambil seluruhnya
sebagai sampel.
2.5.1.4 Cluster Sampling (sampling daerah)
Teknik sampling daerah digunakan
untuk menentukan sample bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas.
Teknik ini sering digunakan melalui
dua tahap yaitu menentukan sampel daerah dan menentukan orang-orang pada daerah
itu secara sampling juga.
Diambil dengan Diambil dengan
random random random
Sampel individu
Sampel daerah
2.5.2 Nonprobability Sampling
Nonprobability
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
2.5.2 .1 Sampling Sistematis
Sampling
Sistematis merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
nomor gazal saja, genap saja atau kelipatan tertentu.
2.5.2 .2 Sampling Kuota
Sampling
Kuota adalah teknik untuk menentukan
sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan.
2.5.2 .3 Sampling
Insidental
Sampling Insidental adalah
teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber
data.
2.5.2 .4 Sampling
Purposive
Sampling
Purposive adalah teknik untuk menentukan
sampel dari populasi dengan pertimbangan
tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau
penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
2.5.2 .5 Sampling
Jenuh
Sampling
Jenuh adalah teknik untuk menentukan
sampel bila semua populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan sangat kecil.
2.5.2 .6 Snowball Sampling
Snowball Sampling merupakan
salah satu bentuk nonprobability sampling yang sangat tepat digunakan bila
populasinya kecil dan spesifik. Cara pengambilan sampel dengan teknik ini
dilakukan secara berantai, makin lama sampel menjadi semakin besar, seperti
bola salju yang menuruni lereng gunung.
Sampel pertama
Pilihan A
Pilihan B Pilihan C
2.6 Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah
anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili
populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi,
maka peluang kesalahan generalisasi makin kecil dan sebaliknya.
Ukuran sampel bisa ditentukan
melalui dua dasar pemikiran, yaitu ditentukan
atas dasar pemikiran statistis, dan atau ditentukan atas dasar pemikiran non
statistis.
Ditinjau dari aspek statistis, ukuran sampel
ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
(1) bentuk
parameter yang menjadi tolak ukur analisis, dalam arti apakah tujuan
penelitian ini untuk
menaksir rata-rata, persentase, atau menguji kebermaknaan hipotesis;
(2) tipe
sampling, apakah simple random sampling, stratified random sampling
atau yang lainnya. Tipe sampling ini berkaitan dengan penentuan
rumus-
rumus yang harus dipakai untuk memperoleh ukuran sampel, dan
(3) variabilitas
variabel yang diteliti (keseragaman variabel yang diteliti), makin
tidak seragam atau heterogen variabel yang diteliti, makin besar ukuran
sampel minimal.
Sedangkan dipandang dari sudut nonstatistis, ukuran sampel ditentukan
oleh beberapa faktor, diantaranya:
(1) kendala waktu atau time
constraint;
(2) biaya.
Menurut Sugiyanto (2010) rumus
untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah:
λ2
dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%. 5%, 10%.
P = Q =
0,5. d = 0,05. s = jumlah sampel.
TABEL
|
|||||||||||
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI
TERTENTU
|
|||||||||||
DENGAN TARAF KESALAHAN 1%, 5%, DAN 10%
|
|||||||||||
N
|
s
|
N
|
s
|
N
|
s
|
||||||
1%
|
5%
|
10%
|
1%
|
5%
|
10%
|
1%
|
5%
|
10%
|
|||
10
|
10
|
10
|
10
|
280
|
197
|
155
|
138
|
2800
|
537
|
310
|
247
|
15
|
15
|
14
|
14
|
290
|
202
|
158
|
140
|
3000
|
543
|
312
|
248
|
20
|
19
|
19
|
19
|
300
|
207
|
161
|
143
|
3500
|
558
|
317
|
251
|
25
|
24
|
23
|
23
|
320
|
216
|
167
|
147
|
4000
|
569
|
320
|
254
|
30
|
29
|
28
|
27
|
340
|
225
|
172
|
151
|
4500
|
578
|
323
|
255
|
35
|
33
|
32
|
31
|
360
|
234
|
177
|
155
|
5000
|
586
|
326
|
257
|
40
|
38
|
36
|
35
|
380
|
242
|
182
|
158
|
6000
|
598
|
329
|
259
|
45
|
42
|
40
|
39
|
400
|
250
|
186
|
162
|
7000
|
606
|
332
|
261
|
50
|
47
|
44
|
42
|
420
|
257
|
191
|
165
|
8000
|
613
|
334
|
263
|
55
|
51
|
48
|
46
|
440
|
265
|
195
|
168
|
9000
|
618
|
335
|
263
|
60
|
55
|
51
|
49
|
460
|
272
|
198
|
171
|
10000
|
622
|
336
|
263
|
65
|
59
|
55
|
53
|
480
|
279
|
202
|
173
|
15000
|
635
|
340
|
266
|
70
|
63
|
58
|
56
|
500
|
285
|
205
|
176
|
20000
|
642
|
342
|
267
|
75
|
67
|
62
|
59
|
550
|
301
|
213
|
182
|
30000
|
649
|
344
|
268
|
80
|
71
|
65
|
62
|
600
|
315
|
221
|
187
|
40000
|
563
|
345
|
269
|
85
|
75
|
68
|
65
|
650
|
329
|
227
|
191
|
50000
|
655
|
346
|
269
|
90
|
79
|
72
|
68
|
700
|
341
|
233
|
195
|
75000
|
658
|
346
|
270
|
95
|
83
|
75
|
71
|
750
|
352
|
238
|
199
|
100000
|
659
|
347
|
270
|
100
|
87
|
78
|
73
|
800
|
363
|
243
|
202
|
150000
|
661
|
347
|
270
|
110
|
94
|
84
|
78
|
850
|
373
|
247
|
205
|
200000
|
661
|
347
|
270
|
120
|
102
|
89
|
83
|
900
|
382
|
251
|
208
|
250000
|
662
|
348
|
270
|
130
|
109
|
95
|
88
|
950
|
391
|
255
|
211
|
300000
|
662
|
348
|
270
|
140
|
116
|
100
|
92
|
1000
|
399
|
258
|
213
|
350000
|
662
|
348
|
270
|
150
|
122
|
105
|
97
|
1100
|
414
|
165
|
217
|
400000
|
663
|
348
|
270
|
160
|
129
|
110
|
101
|
1200
|
427
|
270
|
221
|
450000
|
663
|
348
|
270
|
170
|
135
|
114
|
105
|
1300
|
440
|
275
|
224
|
500000
|
663
|
348
|
270
|
180
|
142
|
119
|
108
|
1400
|
450
|
279
|
227
|
550000
|
663
|
348
|
270
|
190
|
148
|
123
|
112
|
1500
|
460
|
283
|
229
|
600000
|
663
|
348
|
270
|
200
|
154
|
127
|
115
|
1600
|
469
|
286
|
232
|
650000
|
663
|
348
|
270
|
210
|
160
|
131
|
118
|
1700
|
477
|
289
|
234
|
700000
|
663
|
348
|
270
|
220
|
165
|
135
|
122
|
1800
|
485
|
292
|
235
|
750000
|
663
|
348
|
270
|
230
|
171
|
139
|
125
|
1900
|
492
|
294
|
237
|
800000
|
663
|
348
|
271
|
240
|
176
|
142
|
127
|
2000
|
498
|
297
|
238
|
850000
|
663
|
348
|
271
|
250
|
182
|
146
|
130
|
2200
|
510
|
301
|
241
|
900000
|
663
|
348
|
271
|
260
|
187
|
149
|
133
|
2400
|
520
|
304
|
243
|
950000
|
663
|
348
|
271
|
270
|
192
|
152
|
135
|
2600
|
529
|
307
|
245
|
1000000
|
663
|
348
|
271
|
|
∞
|
664
|
349
|
272
|
|||||||
2.7 Contoh Menentukan Ukuran
Sampel
Akan
dilakukan penelitian dengan jumlah populasi 1000 orang (berstrata), yang
terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, yaitu lulusan S1 = 50 orang, Sarjana
Muda = 300 orang, SMK = 500 orang, SMP = 100 orang, SD = 50 orang. Dengan tingkat kepercayaan 90%, berarti
tingkat kesalahan = 10%. Dalam tabel,
jika populasi 1000, kesalahan 10%, maka jumlah sampelnya = 213. Karena populasi berstrata, maka sampel juga
harus berstrata.
S1 =
50/1000 X 213 = 10,65 = 11
SM =
300/1000 X 213 =
63,90 = 64
SMK =
500/1000 X 213 = 106,50 = 107
SMP = 100/1000 X 213 = 21,30 = 22
SD = 50/1000 X 213 = 10,65 = 11
213,00 =
215
Populasi 1000 Sampel 215
Roscoe dalam
Sugiyono (2010) memberi saran tentang
ukuran sampel untuk penelitian:
(1) Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30
s.d 500
(2) Bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota
sampel tiap kategori minimal 30.
(3) Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan
multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.
(4) Untuk
penelitian eksperimen yang sederhana, jumlah anggota sampel
masing-masing antara 10 s.d 20.
2.8 Cara Mengambil Anggota Sampel
Pengambilan
sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random, computer,
maupun dengan undian. Bila dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi
nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.
Jika teknik pengambilan secara
random, maka setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih
menjadi anggota sampel.
3. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi. 1992. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
AR, Syamsuddin. 2009. Metode
Penelitian Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset
Sugiyono. 2000. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
terimakasih
BalasHapus