KERANGKA KERJA TEORITIS PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP
Tugas Mata Kuliah Landasan dan Problematik Pendidikan
Dosen Pengampu:
Dr. Edi Harapan, M.Pd
Dr. Inom Nasution, M.Pd
Oleh:
Puthut Gunawan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN 2011
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan, sebuah konsep yang memiliki
berbagai terminologi. Definisi yang dirumuskan oleh para ahli pendidikan sangat beraneka ragam, dan kandungan maknanyapun berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan,
aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya. Namun
demikian dari berbagai pemahaman tentang pendidikan, dapatlah ditarik salah
satu benang merahnya, yaitu bahwa pendidikan merupakan fenomena yang melekat dalam kehidupan manusia,
yang di dalamnya senantiasa terdapat upaya
untuk memanusiakan manusia itu sendiri.
Secara
filosofis dapat dikatakan bahwa hakekat pendidikan adalah proses pengembangan
seluruh potensi kemanusiaan baik aspek jasmaniah maupun dimensi rohaniahnya
kearah yang lebih sempurna, lebih baik dan lebih bijaksana. Karena keadaan yang
lebih baik, lebih bijaksana dan lebih sempurna adalah hal yang dapat dikatakan
nisbi, maka untuk mencapainya sudah barang tentu tidaklah mudah, bukan urusan
yang sederhana dan memerlukan waktu yang relatif panjang, sehingga konsep
tentang pendidikan seumur hidup menjadi sesuatu hal yang penting dan perlu
dikaji lebih mendalam.
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, sebagai
salah satu bahan pertimbangan Presiden Republik Indonesia dalam menetapkan UU
No. 14 tahun 2005, dikatakan bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan
adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam hal ini pendidikan dapat dikatakan
mengemban misi yang sangat mulia, sangat berat, dan teramat luas bidang
garapannya, sehingga mustahil akan berhasil jika urusan pendidikan hanya
diserahkan pada pihak tertentu saja, dengan energi dan pengurbanan ala kadarnya
dan dalam tempo yang relatif singkat.
Oleh karena itu, konsep tentang pendidikan seumur hidup
sudah selayaknya menjadi asas pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan.
Mudyahardjo
(2001:171) menjelaskan bahwa pendidikan sekolah ternyata tidak memenuhi harapan
masyarakat, terlihat antara lain dalam: (1) banyak lulusan yang tidak dapat
diserap dalam dunia kerja; (2) daya serap rata-rata lulusan sekolah yang masih
rendah; (3) pelaksanaan pendidikan sekolah tidak efisien sehingga terjadi
penghamburan pendidikan. Oleh karena itu pendidikan sekolah perlu dilengkapi
dengan pendidikan luar sekolah, yang berarti pendidikan hendaknya berlangsung
tidak hanya di sekolah, tetapi berlangsung seumur hidup.
Untuk
dapat mengkaji, memahami, dan meletakkan konsep tentang pendidikan seumur hidup sebagai dasar pelaksanaan
pendidikan, maka perlu diususun dan dirumuskan adanya kerangka kerja teoritis
pendidikan seumur hidup, agar tergambar tentang pentingnya konsep
pendidikan seumur hidup dalam proses pendidikan.
1.2 Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1)
Apakah pengertian pendidikan seumur hidup?
2)
Apakah dasar pemikiran dan urgensi pendidikan seumur
hidup?
3)
Bagaimanakah kerangka kerja teoritis pendidikan seumur
hidup?
4)
Bagaimanakah arah dan strategi pendidikan seumur hidup?
1.3 Tujuan
Bertolak dari rumusan masalah di atas,
maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan :
1)
pengertian pendidikan seumur hidup,
2)
dasar pemikiran dan urgensi pendidikan seumur hidup,
3)
kerangka kerja teoritis pendidikan seumur hidup,
4)
arah dan strategi pendidikan seumur hidup.
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan
secara umum dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan budi mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada intinya pendidikan
adalah suatu proses yang disadari untuk mengembangkan potensi individu sehingga
memiliki kecerdasan pikir, emosional, berwatak dan berketerampilan untuk siap
hidup ditengah-tengah masyarakat. Prinsip dasar dari pendidikan adalah untuk
memanusiakan manusia, mengembangkan potensi dasar peserta didik agar berani dan
mampu menghadapi problema yang dihadapi tanpa rasa tertekan, mampu, dan senang meningkatkan
fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi, sehingga terdorong untuk memelihara
diri sendiri maupun hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. (http://imadiklus.com/2011/01/pendidikan-orang-dewasa-dalam-masyarakat-belajar-learning-community-2.html#comments)
Pendidikan
seumur hidup dapat dipahami sebagai suatu azas bahwa proses pendidikan
merupakan suatu proses kontinyu, yang bemula sejak seseorang dilahirkan bahkan
ada yang mengatakan sebelum manusia dilahirkan hingga meninggal dunia. Hal ini
mengandung maksud bahwa pendidikan itu merupakan rangkaian kegiatan yang
terjadi secara terus-menerus, meliputi seluruh aspek kehidupan dan memerlukan
waktu yang relatif lama.
Istilah
pendidikan seumur hidup (Life Long
Integrated Education) tidak dapat diganti dengan istilah-istilah lain,
sebab isi dan luasnya (scope-nya) tidak
persis sama, seperti istilah out of
school education, continuing
education, adult education, further education, recurrent education (Ihsan,
2010:41).
2.2 Dasar Pemikiran dan Urgensi Pendidikan Seumur Hidup
Ada
bermacam-macam dasar pemikiran yang
menyatakan bahwa long life education adalah
sangat penting.
Menurut
Ihsan (2010: 44-45) bahwa urgensi
pendidikan seumur hidup,dapat ditinjau dari beberapa segi, antara lain:
1) Aspek ideologis, yaitu
bahwa setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini memiliki hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan, meningkatkan pengetahuan dan menambah
keterampilannya. Pendidikan seumur hidup
akan memberi peluang besar bagi setiap
individu untuk mengembangkan potensi diri dalam hidupnya.
2)
Aspek ekonomis, pendidikan merupakan cara yang paling efektif
untuk dapat keluar dari “Lingkungan Setan Kemelaratan” akibat kebodohan. Pendidikan
seumur hidup akan memberi peluang bagi seseorang untuk meningkatkan
produktivitas, memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya,
hidup di lingkungan yang menyenangkan dan sehat, dan memiliki motivasi dalam
mendidik anak-anak secara tepat sehingga pendidikan keluarga menjadi penting.
3)
Aspek sosiologis, di negara berkembang banyak orangtua yang kurang
menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya, ada yang putus
sekolah bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali, pendidikan seumur hidup bagi
orang tua merupakan problem solving
terhadap fenomena tersebut.
4)
Aspek politis, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan
kepada seluruh rakyat untuk memahami tugas, hak dan kewajibannya serta fungsi
pemerintah, DPR, MPR, dan lembaga-lembaga negara lainnya. Tugas pendidikan
seumur hidup sebagai pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap
warga negara tanpa kecuali.
5)
Aspek
teknologis, pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para sarjana,
teknisi dan pemimpin di negara berkembang untuk memperbaharui pengetahuan dan
keterampilan seperti dilakukan negara-negara maju.
6)
Aspek psikologis dan pedagogis, sejalan dengan makin luas, dalam dan
kompleksnya ilmu pengetahuan, tidak mungkin lagi dapat diajarkan seluruhnya di
sekolah. Tugas pendidikan sekolah hanya mengajarkan kepada peserta didik
tentang metode belajar, menanamkan motivasi yang kuat untuk terus-menerus
belajar sepanjang hidup, memberikan keterampilan secara cepat dan mengembangkan
daya adaptasi. Untuk menerapkan pendidikan seumur hidup perlu diciptakan
suasana yang kondusif bagi pelaksanaan pendidikan.
Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur
sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar,
menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang
hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar dia mampu
beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat. Berkenaan
dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi asas
pendidikan seumur hidup atau life long
education.
Demikian keadaan pendidikan seumur hidup
yang dilihat dari berbagai aspek dan pandangan. Sebagai pokok dalam pendidikan
seumur hidup adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik,
terorganisir untuk belajar disetiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Semua
itu adalah tujuan untuk menyembuhkan kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk
memperoleh skill yang baru, untuk meningkatkan keahlian mereka dalam upaya pengertian
tentang dunia yang mereka tempati, untuk mengembangkan kepribadian dan
tujuan-tujuan lainnya.
Penerapan cara berfikir menurut
azas pendidikan seumur hidup itu akan mengubah pandangan kita tentang status
dan fungsi sekolah, dimana tugas utama pendidikan sekolah adalah mengajar anak
didik bagaimana caranya belajar, peranan guru terutama adalah sebagai motivator,
stimulator dan penunjuk jalan anak didik dalam hal belajar, sekolah adalah
pusat kegiatan belajar masyarakat sekitar. Sehingga dalam rangka pandangan
mengenai pandidikan seumur hidup, maka semua orang secara potensial merupakan
anak didik.
2.3 Kerangka Kerja Teoritis
Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan
merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan berjangka panjang, di mana
berbagai aspek yang tercakup dalam proses saling erat berkaitan satu sama lain
dan bermuara pada terwujudnya manusia yang memiliki nilai hidup, pengetahuan
hidup, dan keterampilan hidup. Artinya secara umum pendidikan memiliki tujuan
yang sangat kompleks pula. Demikian halnya pendidikan
seumur hidup, suatu konsep pendidikan tentunya memiliki tujuan yang jelas
sebagai gambaran ideal yang ingin
dicapai oleh adanya konsep tersebut.
Masalah
dasar dan tujuan pendidikan adalah merupakan suatu masalah yang sangat fundamental
dalam pelaksanaan pendidikan, sebab dasar pendidikan itu akan menentukan corak
dan isi pendidikan dan dari tujuan pendidikan menentukan kearah mana peserta
didik itu akan dibawa (Ahmadi,2007:98).
Secara teoritis, kerangka kerja
pendidikan seumur hidup terdiri dari uraian tentang pengertian dari hidup,
seumur hidup, dan pendidikan.
Mudyahardjo (2001:173-174)
mendeskripsikan tentang hidup, seumur hidup, dan pendidikan.
1) Hidup
Ada tiga komponen yang saling berhubungan, yang terdiri atas:
- Individu sebagai anggota masyarakat yang mempunyai karakteristik tertentu.
- Masyarakat, yang merupakan lingkunganhidup sosial, yang bentuknya dapat berupa kelompok-kelompok psikologis dan organisasi sosial.
- Lingkungan fisik atau lingkungan alam tempat hidup (habitat) manusia sebagai individu dan anggota masyarakat.
2) Seumur Hidup
Dalam seumur hidupnya, setiap individu manusia mengalami:
- Perkembangan kepribadian, yang mencakup perkembangan fisik, mental, sosial, dan emosional.
- Tahap-tahap perkembangan, yang meliputi masa balita, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua.
- Peranan-peranan umum dan unik, misalnya sebagai guru, dokter, pengacara, pedagang, dan sebagainya.
3) Pendidikan
Pendidikan sebagai usaha mencapai perkembangan dan perubahan tingkah laku
setiap individu melalui hidup, mencakup tiga komponen, yaitu:
- Landasan pendidikan, yaitu konsep-konsep sosiologis, ekonomik, politik, demografis, ekologis, filosofis, biologis, psikologis, dan cabang ilmu lainnya, yang menjadi dasar pelaksanaan atau praktek pendidikan.
- Cara-cara komunikasi, verbal-nonverbal, dengan atau tanpa alat-alat bantu belajar mengajar, yang digunakan dalam praktek pendidikan di sekolah atau di luar sekolah.
- Isi pendidikan, yang berupa pengetahuan, keterampilan-keterampilan, dan nilai-nilai yang menjadi bahan ajar dalam pendidikan. Bahan-bahan ajar dalam pendidikan dapat berupa: stok budaya yang berupa ilmu, seni dan cita-cita manusia dan perkembangan pengetahuan baru dan yang usang.
Adanya
pendidikan seumur hidup, merupakan sebuah angin segar apabila kita mengamati
pada beberapa asas yang melekat (inheren) pada gagasan pendidikan seumur hidup
itu sendiri. Seperti sistem pendidikan semakin demokratis, pendidikan dapat
meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan harkat dan martabat dan pengintegrasian
sekolah dengan kehidupan di lingkungan masyarakat luas.
Namun demikian angin segar pendidikan seumur hidup akan menjadi angin surga alias utopia baru dalam bidang pendidikan, apabila hanya sebatas konsep tanpa implementasi. Konsepsi pendidikan seumur hidup di Indonesia telah beberapa kali tercantum dalam GBHN, tapi implementasinya sering berubah-ubah. Konsep di dalam GBHN masih amat luas pengartiannya, sehingga sering terjadi "keluwesan" menafsirkan, sehingga dalam tataran implementasinya menjadi sangat beragam. Misalnya dalam mengambil sikap antara beberapa pengartian pendidikan yang bersifat akademik ilmiah dan operasional teknik, maupun antara pendidikan formal atau pendidikan persekolahan dan pendidikan di luar sekolah atau nonformal.
Jalur pendidikan formal memiliki banyak kelemahan jika dibandingkan dengan pendidikan nonformal. Kelemahan pendidikan formal, antara lain, terlalu menekankan pada aspek kognitif pada anak-anak didik. Anak didik seolah-olah hidup terisolasikan selama mengalami dan menjalani proses pendidikan di sekolah.
Namun demikian angin segar pendidikan seumur hidup akan menjadi angin surga alias utopia baru dalam bidang pendidikan, apabila hanya sebatas konsep tanpa implementasi. Konsepsi pendidikan seumur hidup di Indonesia telah beberapa kali tercantum dalam GBHN, tapi implementasinya sering berubah-ubah. Konsep di dalam GBHN masih amat luas pengartiannya, sehingga sering terjadi "keluwesan" menafsirkan, sehingga dalam tataran implementasinya menjadi sangat beragam. Misalnya dalam mengambil sikap antara beberapa pengartian pendidikan yang bersifat akademik ilmiah dan operasional teknik, maupun antara pendidikan formal atau pendidikan persekolahan dan pendidikan di luar sekolah atau nonformal.
Jalur pendidikan formal memiliki banyak kelemahan jika dibandingkan dengan pendidikan nonformal. Kelemahan pendidikan formal, antara lain, terlalu menekankan pada aspek kognitif pada anak-anak didik. Anak didik seolah-olah hidup terisolasikan selama mengalami dan menjalani proses pendidikan di sekolah.
Namun demikian , bukan berarti pendidikan di sekolah formal tidak perlu. Dalam kenyataaannya pun jalur pendidikan ini tetap ada, malah semakin banyak bagai jamur di musim hujan.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, dan agar pendidikan seumur
hidup dapat benar-benar berada dalam sistem, diperlukan aspek lain, yakni aspek
horizontal. Aspek ini bermakna efisiensi pendidikan. Seperti sistem
persekolahan, sistem ini akan berhasil bila memperhatikan lingkungan, misalnya
keluarga, tempat bermain, tempat kerja, atau lingkungan masyarakat secara luas.
2.4 Arah dan Strategi Pendidikan Seumur
Hidup
2.4.1 Arah
Pendidikan Seumur Hidup
Ihsan
(2010: 47) menjelaskan bahwa pada umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasa
dan anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang
sangat dibutuhkan dalam hidup.
1) Pendidikan
Seumur Hidup untuk Orang Dewasa
Sebagai generasi penerus, para
pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup dalam rangka
pemenuhan sifat “Self Interest” yang
merupakan tuntunan hidup sepanjang masa. Diantaranya adalah kebutuhan akan baca
tulis bagi mereka pada umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja, sangat
membantu mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang
merupakan kunci keberhasilan.
2) Pendidikan
Seumur Hidup bagi Anak
Pendidikan
seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan
pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa artinya
dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Pengetahuan
dan kemampuan anak, memberi peluang besar bagi pembangunan pada masa dewasa. Dan
pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan. Proses
pendidikannya menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada diri
anak harus tertanam kunci belajar, motivasi belajar dan kepribadian belajar
yang kuat.
Yusuf melalui
Ihsan (2010: 48) menjelaskan
bahwa program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis,
keterampilan dasar dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak
terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang
dicita-citakan pada masa yang akan datang.
2.4.2 Strategi Pendidikan Seumur Hidup
Adapun
strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup sebagaimana diuraikan Ihsan
(2010: 46-47), bahwa konsep-konsep
kunci pendidikan seumur hidup meliputi hal-hal berikut
:
1)
Konsep Pendidikan Seumur Hidup itu Sendiri
Sebagaimana suatu konsep, maka
pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.
2)
Konsep Belajar
Seumur Hidup
Dalam pendidikan seumur hidup
berarti pelajar belajar karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk
belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu
belajar.
3)
Konsep Metode Belajar
Seumur Hidup
Belajar seumur hidup dimaksudkan
adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup,
melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi peroblema dan
terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat usia, dan menerima tantangan
dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.
4)
Kurikulum yang Membantu Pendidikan Seumur Hidup
Dalam konteks ini, kurikulum
didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup harus betul-betul
menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar
seumur hidup.
III. SIMPULAN
Pendidikan
seumur hidup merupakan sebuah sistem konsep pendidikan yang mencakup
keseluruhan aktifitas dan proses pembelajaran yang berlangsung dalam
keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan
seumur hidup berlangsung secara kontinyu, tidak terbatas oleh waktu dan tempat
seperti halnya pendidikan formal, proses belajar seumur hidup tidak hanya
dilakukan seorang atau kelompok tertentu, akan tetapi semua lapisan masyarakat
bisa melaksanakanya.
Secara
teoritis, kerangka kerja pendidikan seumur hidup terdiri dari uraian tentang
pengertian dari hidup, seumur hidup, dan pendidikan yakni pendidikan sebagai
usaha mencapai perkembangan dan perubahan tingkah laku setiap individu melalui
hidup, yang melibatkan setiap individu, masyarakat maupun lingkungannya, yang
meliputi tahap-tahap perkembangan dari bayi hingga tua, terjadi dalam seluruh
dimensi perkembangan kepribadian dan melibatkan berbagai peranan-peranan dalam
masyarakat.
Arah
pendidikan seumur hidup yakni pada
orang-orang dewasa dan anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan
keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan dalam hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,Abu & Nur
Uhbiyati. 2007. Ilmu Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ihsan,Fuad.H. 2010. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Mudyahardjo,Redja. Pengantar Pendidikan (Sebuah studi Awal
tentang Dasar-dasar Pendidikan pada umumnya dan Pendidikan di Indonesia).
Jakarta:Radja Grafindo Persada.
learning-community-2.html#comments) diakses
23 Oktober 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar